Kamis, 23 Agustus 2012

Damai Sejahtera dalam Hidup kita”


येसुस सुम्बेर दमे सेजह्तेरा

YESUS SUMBER DAMAI SEJAHTERA
Nats Alkitab: Yohanes 20:19-31
Oleh: DS Pdt. T.M.karo-karo,STh,MA

Thema: “Kehadiran Yesus menciptakan Damai Sejahtera dalam Hidup kita”

1. Setelah peristiwa kematian Yesus di kayu salib kondisi para murid Tuhan dan para pengikut lainnya serba tidak menentu dan kacau balau. Mereka serba ketakutan dan terpencar mencari jalan sendiri. Kematian itu menjadi satu momok bagi mereka, apalagi kematian itu sungguh suatu kematian yang memalukan karena Yesus digolongkan kepada penjahat-penjahat. Keadaan ini sangat mempengaruhi keadaan psikologis dan mental para murid yang tentu saja sangat berpengaruh pada keadaan kerohanian mereka. Dan dan hal ini meyebabkan mereka kocar-kacir dan tak ada lagi kesatuan.

2. Kehadiran Yesus pada malam itu (ayat 19-22) memberikan suatu semangat yang baru, harapan dan keberanian yang baru dan bahkan suatu sukacita yang baru. Dengan perkataan Yesus : “Damai Sejahtera bagi kamu” (ayat 19 c) adalah suatu perkataan pemberi semangat yang menjadi motor dan kekuatan baru yang membuat suatu semangat yang baru di dalam kehidupan para murid. Tentu saja damai sejahtera yang diberikan oleh Yesus kepada mereka adalah menjadi modal mereka untuk memberitakan damai sejahtera kepada dunia ini. Pemberitaan damai sejahtera berarti memberitakan Kabar Pengampunan Dosa bagi setiap manusia yang tentu saja bagi orang yang menerima pengampunan itu maka dosanya kan diampunin tetapi bagi orang yang menolak maka dia akan mendapatkan pengampunan.

3. Di sisi lain Tomas, seorang murid Yesus yang tentu saja ikut diterjang kemelut tersebut telah mencari jalan lain, dan kalau kita renungkan betapa hancurnya hatinya ketika mengetahui Yesus mati secara tidak terhormat. Salah satu kebiasaan buruknya adalah meninggalkan persekutuan mereka bersama sehingga pada malam itu dia tidak menyaksikan kehadiran Yesus dib tengah-tengah para murid. Sehingga dia tidak menuai atau memiliki Damai sejahtera yang diberitakan oleh Tuhan. Tomas mengatakan sebelum aku……(ayat 25). Tetapi Tuhan mengasisi Tomas, dia ingin Tomas tak terhilang, melainkan Dia ingin Tomas tetap ikut dalam persekutuan para murid oukut menjadi saksi dan pembererita damai sejahtera itu. Dia hadir…Dia mengatakan kepada Tumas:”taruhlah jarimu….jangan tidak percaya…” (ayat 27) Artinya Yesus mengabulkan apa yang diinginkan oleh Tomas. Akibat kehadiran Yesus maka timbul suatu Revolusi iman pada Tomas dan dia mengatakan perkataan yang belum pernah dikatakannnya sebelumnya: “ya Tuhahnku dan Allahku” Ayat (28). Damai Sejahtera telah ada di dalam dirinya….dan Dia memberitakan damai sejahtera itu….

4. Refleksi: Damai sejahtera yang diberikan Yesus kepada dalam hidup kita menjadi awal baru dalam melanjutkan hidup kita, tanpa damai sejahtera itu kita masih terus dalam kuasa dosa dan akibat-akibat yang ditimbulkan dosa tersebut. Damai sejahtera itu menciptakan kasih, sukacita, dan buah-buah rohani yang tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan kita. Orang-orang Kristen yang telah menyaksikan kebangkitan Yesus Kristus secara rohani akan menjadi sumber damai sejahtera dimanapun dia hadir.

5. Orang Kristen yang telah mengalami pengalaman Paskah akan menjadi sumber damai sejahtera, bukan sebaliknya menjadi sumber malapetaka. Dari dalam dirinya, keluarganya akan tampak….pancaran-pancaran terang Kristus…yang akan menerangi orang….di dalam dirinya akan nyata apa yang disebutkan Yesus: menjadi garam dan terang dunia.

6. Orang Kristen harus taat pada ibadah, karena dalam ibadahlah imannnya akan bertumbuh, persekutuan semakin erat, di dalam ibadah juga kita akan diberkati, di dalam ibadah kita akan menyaksikan kehadiran Tuhan. Dapat dikatakan hidup orang Kristen tidak bisa dipisahkan dengan Ibadahnya. Dan juga dari Ibadahlah kita akan diutus ke dalam dunia….untuk menerangi dunia ini menjadi orang yang benar-benar beribah. Kita tidak dapat mengatakan bahwa kita adalah orang beriman tetapi kita tidak menghadiri ibadah---ibadah adalah tempat kehadiran Tuhan.

7. Jadi dengan demikian kita tidak dapat membayangkan kalau gereja sebagai tubuh Kristus tidak perduli terhadap damai sejahtera atau bukan sebagai tempat damai sejahtera, mari kita renungkan pernyataan ini yang kita idam-idamkan terhadap diri kira atau terhadap gereja kira:

• Gereja harus menjadi gereja yang menerima damai sejahtera.
• Gereja harus menjadi gereja yang memiliki damai sejahtera.
• Gereja harus menjadi gereja yang menjadi tempat damai sejahtera.
• Gereja harus menjadi gereja yang memancarkan damai sejahtera.
• Gereja harus menjadi gereja yang memberitakan damai sejahtera.
• Gereja harus menjadi gereja yang memberikan damai sejahtera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar